Semarang-WikiBerita
Mendekati Ramadhan Akhir bulan depan suasana Pasar Tradisional Kota Semarang belum menunjukkan kondisi signifikan bagi pedagang,pasar sampangan ramai hanya dipagi hari, begitu juga di Pasar Bulu,Peterongan, Jatingaleh, Dargo sedangkan Johar, scj dan sepi, disini sudah seperti ini mas, kondisinya sepi.
Pedagang sudah banyak yang tutup baik itu johar utara, tengah, apalagi johar selatan hanya buat tidur, istirahat dan kupas kupas brambang bawang.
Kondisi ini membuat kami putar otak, harus memakai uang mana lagi yang sekiranya bisa membuat dapur mengebul dan bekal anak sekolah.
Semoga setelah pelantikan walikota dan wakilnya kondisi pasar bisa ramai kembali,terang seorang pedagang pasar sampangan.
Siti Pedagang Pasar Bulu bercerita bahwa pasar sekarang "Ilang Kumandange", sepi, siang seperti kuburan. Kondisi sepi seperti ini, Pedagang banyak yang bingung bagaimana membayar ritribusi jika pasarnya sepi.
Lantai 1 saja kondisinya seperti ini apalagi di lantai 2 dan 3.
Mereka berjuang mencari rejeki juga dari pagi sampai sore kadang sampe malam, tapi dinas pasarnya hanya diam saja Tidak berbuat sesuatu untuk menjadikan pasar ramai, supaya bayar ritribusinya juga mudah, kan harus ada feedback dinas pasarnya, kami bayar ritribusi harian dinasnya meramaikan pasar.
Kami berharap besar Kepada Walikota terpilih setelah dilantik nanti semoga di revisi semua pegawai dinasnya, cari pegawai yang benar benar memperhatikan dan bertanggung jawab untuk memajukan pasar tradisional, jangan hanya diam, memberi surat kenaikan ritribusi, surat penyitaan lapak pedagang, percuma jika lapak disita tapi kondisi masih tetap sama.
Itu tidak merubah keadaan tapi justru menggali lubang lebih dalam permasalahan, terang ning pedagang konveksi.
Konteks Permasalahan disini adalah Dinas Perdagangan harus berbenah, dari penggantian kabid,kasi,kepala korwil serta kepala pasarnya.dari sini permasalahan muncul,banyak pedagang dirugikan oleh Oknum Dinas Perdagangan, jangan sampai "Pasare Sepi Rejekine Geni"
(Novi Nasokha)